Langsung ke konten utama

ESCAPING TO SINGAPORE

Originally written on 3/31/13, 6:16 AM

Kabur... bukan tindakan yang tepat memang. tapi kabur yang ini memang sudah direncanakan sebelumnya.. dan tentu saja sudah dapat restu dari orang-orang terdekat tentunya. Ya.. kenapa saya sebut kabur? karena saat kami pergi... JAKARTA sedang banjir, dan saat itu memang sudah hari Hnya untuk kami berlibur ke nengeri tetangga kami, Singapura.
Okay, awalnya, Naning, teman saya memberi kabar bahwa ada pameran trvael di GI, dan kami berdua lalu mengunjunginya. Nah, di situlah kami tiba-tiba menemukan ide untuk jalan-jalan melihat ada tiket murah yang dipromisikan jetstar airways saat itu. Berhubung saya belum pernah mengunjungi Singapura--yang padahal negara tetangga kita--akhirnya saya dan Naning booking tiket Jakarta - Singapore yang saat itu hanya seharga Rp 570 Ribu PP/orang. Selain booking untuk kami berdua, dua teman kami lainnya juga titip dibooking-kan. Jadilah tiga bulan kemudian, kami pergi ke Singapore.. and all are self arranged.
Hari H tiba. Dengan rintangan dari sang banjir, kami berhasil sampai juga di bandara Soetta, dan dari situlah pesawat kami lepas landas menuju Singapura.
Hari pertama di Singapura tak cukup kami nikmati karena kami pun sampai di penginapan pukul 9 malam. kami sempat keluar sebentar berjalan-jalan di sekitar tempat kami menginap yaitu Orchard Road.



Esok harinya, kami pun menuju tempat yang memang harus dikunjungi kalau sudah terlanjur menginjakkan kaki kami di negeri ini, ya.. Sentosa Island... Universal Studio lebih tepatnya. dari Orchard kami menggunakan MRT. Alhamdulillah Singapura bukan negara yang sulit dan transportasi di sana benar-benar memudahkan kami jadi kami tidak tersesat... hidup MRT, hidup kami!!
Sebelum ke Universal Studio, kami mampir dulu di Vevo City. Vevo City tak lainnya seperti mall biasa. Yang tidak biasa adalah ada balkon luas di lantai atas gedung yang bagus buat berfoto.


Di Universal Studio pastinya kami tidak melewatkan untuk berfoto-foto ria dan menaiki beberapa permainan di sana. Namun, diantara kami berempat, cuma teman kami, Gita, yang berani menaiki Roller Coaster. Hidup Gita! 




Tak terasa waktu sudah sore, kami pun harus kembali ke penginapan agar esok hari kami bisa mengunjungi patung merlion dan mengunjungi kampung Bugis. sesampai di penginapan kami beristirahat sebentar setelah membersihkan badan kami, kemudian berjalan-jalan lagi di sekitar Orcgard Road.

pagi setelah malam kami beristirahat, kami pun segera mencari sesuatu untuk di makan. kebetulan kami menemukan makanan Indonesia di sebuah mall. Saat itu saya memesan ayam goreng dan sambal walaupun rasnaya sendiri tak begitu sememuaskan jika kita di negara kita sendiri. tapi yang penting kami sudha mengisi perut kami. Setelah energi terisi, kami melanjutkan perjalanan kami menuju patung merlion di raffles place untuk berfoto. Setelah puas berfoto si situ, kami menuju kampung bugis untuk belanja beberapa oleh-oleh.







hari keempat, walaupun kami belum terlalu puas, tapi kami sudah harus menuju bandara Changi pagi-pagi sekali untuk kembali ke negara tercinta kami, Indonesia.

 Akhirnya keinginan saya untuk berjalan-jalan ke negara tetangga ini dengan backpacking-an tersampaikan juga. Sebuah pengalaman lain dari luasnya hidup yang dianugerahkan Tuhan. Terima kasih teman-teman: Naning, Anita, Gita. Dan terima kasih Allah atas anugerahMu ini :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEW FRIEND, KUALA LUMPUR, AND HYUKOH CONCERT

Originally written on  5/30/17, 1:24 AM There’s an indie band from South Korea that I love so much, call them Hyukoh. Months ago I made a promise to myself if they came to Malaysia or Singapore I was gonna see their concert. I made that promise because it’s still uncertain about Hyukoh performing in Indonesia very soon. Well, God always hears me I know. The band was invited to Kuala Lumpur by Urbanscapes, a music & art festival in KL, Malaysia. Thanks God, I still had some savings in my account that could be budgeted for another travelling. Feeling lonely thinking that I wouldn’t have a companion to see them, I started lurking Hyukoh hashtag on twitter. Finally, I found someone there who was also willing to see Hyukoh in Malaysia. Her name is Kiki and I messaged her personally. Then you know... we clicked because of Hyukoh. We got the ticket (thanks to Kiki), we got the cheapest  round flight ticket and also budget hostels for 3 nights in KL. Besides Kiki, I hav...

ANOTHER YEAR, THE OTHER SHORT TRIP IN SINGAPORE

Originally written on  11/8/14, 6:52 PM Yak. Akhirnya saya melewati sidang tesis itu. Dan berhasil. Alhamdulillah. Semua yang saya takutkan, bahwa saya tidak akan pernah bisa menyelesaikan kuliah strata 2 saya ini, ternyata tidak terjadi. Yang terjadi adalah, ketika kita berniat baik, Allah pun pasti mengabulkan.  Dan setelah itu, apa lagi goal baru saya? Hmmm... biar saya pikirkan dulu. Nah sementara itu, untuk melepas penat, saya lebih baik refreshing dulu dengan mengadakan short travelling ke negara tetangga, Singapura. Yeah, saya memang sudah pernah, tapi apa salahnya kalau ingin refreshing dengan menekan budget, saya ke sana lagi? Dan ternyata, tetap menyenangkan. Saya hanya berdua saja dengan teman saya, Naning, merencanakan mengunjungi Singapura.  Karena Naning saat ini tinggal di Solo, otomatis saya yang harus berburu tiket pesawat ketika ada pameran GATF di JHCC. Dengan bekal telephone genggam untuk beromunikasi satu sama lain, Naning dan saya ...

DIENG: Negeri di hamparan awan

Originally written on  7/30/13, 6:24 AM Awalnya, saya dan saudara saya, hendak ke Peucang Island. Namun berhubung sebelumnya kami sudah ke Belitung, yang banyak menampilkan wisata lautnya, kami akhirnya lebih memutuskan untuk naik gunung saja. Dieng lah pilihan kami. Saya dan saudara saya agak kecewa dengan kondisi yang ternyata tidak memungkinkan agar perjalanan bisa sesuai persis seperti yang dituliskan di itinerary. Kenapa bisa begitu? Yak... perjalanan kami di mulai hampir tiga jam lebih terlambat dari yang tertera di itinerary. Seharusnya pukul 6 sore kami sudah berangkat, namun pukul 9 kami baru dapat merasakan bahwa roda mobil mulai berputar. Perjalanan ke Dataran Tinggi Dieng yang diperkirakan hanya berkisar selama 14 jam, ternyata pun meleset jauh. Perjalanan tersebut menempuh hingga 20 jam lamanya, sehingga kami langsung menuju penginapan. Saking lelahnya, saya langsung tertidur, padahal saudara saya dan semua rombongan lain masih berangkat lagi untuk melihat festival l...